Dalam konteks: Setelah berhasil melewati pandemi pada tahun 2020, Fujikura kini menikmati periode pertumbuhan yang belum pernah terjadi sebelumnya di pasar saham Jepang, yang didorong oleh permintaan terhadap AI dan operasional pusat data. Perusahaan yang berbasis di Tokyo ini mengkhususkan diri dalam pembuatan peralatan listrik, termasuk sistem tenaga dan telekomunikasi, perangkat serat optik, dan banyak lagi.
Fujikura Ltd., yang didirikan oleh Zenpachi Fujikura pada tahun 1885, terus berkembang, didorong oleh pesatnya pertumbuhan produk AI dan inisiatif penelitian. Awalnya berfokus pada produksi kabel sutra dan kapas, perusahaan ini telah berevolusi untuk mengkhususkan diri pada sistem kabel canggih untuk industri teknologi modern.
Menurut laporan Bloomberg baru-baru ini, Fujikura telah menjadi saham dengan kinerja terbaik di Nikkei 225 Stock Average, dengan harga sahamnya melonjak lebih dari 400 persen pada tahun 2024. Perusahaan ini juga akan bergabung dengan indeks pasar saham global MSCI yang diikuti secara luas.
Salah satu produk Fujikura yang paling banyak diminati adalah kabel serat optik ultra-tipisnya, yang memiliki diameter terkecil di industri. Kabel ini dapat dipasang di ruang sempit tanpa memerlukan pembuatan terowongan tambahan, menurut CFO Kazuhito Iijima. Khususnya, Apple adalah salah satu pelanggan terbesar Fujikura.
Iijima mencatat bahwa permintaan produk pusat data mulai melonjak secara signifikan sekitar tahun 2022, sehingga awalnya membuat para eksekutif perusahaan bingung. Kini, jelas bahwa AI adalah pendorong utama di balik booming bisnis ini. Fujikura diproyeksikan mencapai pendapatan operasional sebesar ¥104 miliar ($674 juta) pada tahun fiskal berjalan, yang berarti peningkatan sebesar 17 persen dari tahun ke tahun.
Sebanyak 70 persen pendapatan Fujikura berasal dari luar Jepang, dan 38 persennya berasal dari Amerika Serikat. Pada tahun 2020, perusahaan ini menghadapi kerugian pertamanya dalam satu dekade, yang disebabkan oleh pandemi Covid-19 dan meningkatnya ketegangan perdagangan antara AS dan Tiongkok. Kembalinya pemerintahan Trump dapat menghidupkan kembali tantangan-tantangan ini, namun Fujikura telah mempersiapkan skenario seperti itu.
Untuk memitigasi risiko, Iijima mengonfirmasi bahwa perusahaan telah mendirikan fasilitas produksi berbasis di AS yang didedikasikan untuk memproduksi kabel serat optik berdensitas tinggi. Pabrik ini dirancang untuk mematuhi Undang-Undang Build America Buy America, yang memastikan ketahanan “bahkan jika timbul masalah baru yang merugikan bahan impor,” kata Iijima.
Ke depan, Fujikura bersiap menghadapi peluang-peluang yang muncul karena kapasitas pusat data global diproyeksikan tumbuh sebesar 33 persen per tahun hingga tahun 2030, menurut McKinsey & Company. Perusahaan ini juga menjajaki pasar masa depan, dengan reaktor fusi nuklir – sebuah terobosan energi ramah lingkungan yang potensial – dipandang sebagai peluang menjanjikan yang mungkin memerlukan solusi kabel ekstensif.